Langsung ke konten utama

Membuat sendiri Pestisida Nabati


 1.      Kel Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)

Bahan :
·      Gadung                       : 5 kg
·      Daun mimba                : 1 kg
·      Bawang                       : 1/4 kg
·      Daun sirsat                  : 1/4 kg
·      Air bersih                     : 15 liter

Proses Pembuatan :
Gadung diparut, daun mimba dan daun sirsat serta bawang ditumbuk sampai halus. Direndam dengan air minimal 3 hari. Konsentrasi 1 liter per tangki.

Kegunaan :
  
2.      Kel Tani Sari Tani, Desa Wedoro, Kec. Penawangan, Kab. Grobogan (Binaan Lab PHP Semarang)

Bahan :
·      8 kg daun nimba
·      6 kg lengkuas
·      6 kg serai
·      20 gr sabun colek
·      20 liter air

Proses Pembuatan :
Daun nimba, lengkuas, serai dihaluskan. Bahan yang sudah dihaluskan dilarutkan ke dalam 20 liter air. Didiamkan selama 1 malam. Larutan disaring diencerkan dengan 60 liter air. Larutan siap diaplikasikan untuk 1 ha lahan

Kegunaan :


3.    Pestisida Nabati dari daun Mimba (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·      Daun Mimba segar (50 gram)
·      Detergen (1 gram), berfungsi sebagai pengemulsi
·      Air 1 Liter

Alat :
-       Blender
-       Kain kassa / furing (untuk menyaring)
-       Ember / wadah, pengaduk

Proses pembuatan :
Daun mimba dihaluskan menggunakan blender. Rendam daun halus di dalam air selama semalam (12 jam). Saring dengan kain kassa (furing). Hasil saringan dicampur dengan 1 gram detergen, diaduk rata.

Cara aplikasi :
Encerkan 500 ml larutan daun mimba hasil saringan ke dalam 14 liter air (1 tangki semprot), kemudian disemprotkan di pertanaman pada sore hari.


Kegunaan :
Untuk mengendalikan hama ulat, kutudaun dan belalang pada tanaman padi, sayuran dan buah-buahan


4.    Ramuan untuk mengendalikan hama kutudaun/Aphis sp (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·      5 lembar daun tembakau
·      10 buah biji lerak
·      3 buah labu siam, diparut sampai halus
·      1 Liter air

Proses pembuatan :
Haluskan daun tembakau dan buah lerak dengan cara diblender / ditumbuk. Campurkan daun tembakau dan lerak halus dengan parutan labu siam. Rendam campuran dalam 1 liter air selama 1 malam.
Cara aplikasi :
Encerkan 3-5 sendok makan larutan campuran ke dalam 1 liter air. Aplikasi dilakukan dengan menyemprotkan larutan pada 5 - 10 tanaman yang terserang kutudaun pada pagi atau sore hari.

Kegunaan :
Untuk menegendalikan kutu Aphis pada tanaman tomat, cabai, terong, kubis, kentang dan sayuran lainnya

5.    Ramuan untuk mengendalikan hama ulat daun (Lab PHP Temanggung)

Bahan :
·                                             1 kg labu siam
·                                             1 kg gadung
·                                             10 liter air

Proses pembuatan:
Haluskan gadung dan labu siam dengan cara diparut atau diblender. Campurkan parutan gadung dan labu siam sampai rata. Rendam campuran dalam 1 liter air selama satu malam, lalu diperas dan disaring
Cara aplikasi :
Encerkan 500 ml larutan hasil saringan dengan 10 liter air.  Aplikasikan di lahan pada pagi atau sore hari.

Kegunaan  :
Untuk mengendalikan ulat daun kubis, cabai, padi, jagung, kedelai, kacang hijau

6.    Ramuan untuk mengendalikan hama trips pada sayuran (Lab PHP Temanggung)
(Hasil uji coba petani cabai Kel. Temanggung, Kec/Kab. Temanggung)

Bahan :
·      Daun suren 1 kg
·      Pucuk batang kamboja (1 kg)
·      Air 10 liter
·      Detergen 1 gr


Proses pembuatan :
Daun suren dan pucuk kamboja ditumbuk halus. Rendam didalam air, diamkan selama 24 jam dalam wadah tertutup. Saring hasil rendaman. Siap diaplikasikan.

Cara aplikasi :
Encerkan hasil ekstraksi bahan tersebut sebanyak 200 cc per 14 liter air (1 tangki semprot).
Disemprotkan pada pagi hari atau sore hari

7.    Ramuan untuk mengendalikan penyakit antraknosa/pathek (Lab PHP Temanggung)
(Hasil Uji Coba Kelompok Tani Sumber Makmur, Desa Gandurejo, Kec. Bulu, Kab. Temanggung; pada keg. SLPHT Cabai tahun 2010)

Bahan :
·      Kapur mentah (Padalarang) 2 kg
·      Belerang (1 kg)
·      Lengkuas, serai, jahe, daun sirih (masing-masing 1 genggam)
·      Air ± 20 liter

Proses pembuatan :
1.    Kapur mentah dicampur dengan air sebanyak 2 liter, direndam sampai menjadi bubur kapur. Selanjutnya bahan dibiarkan semalam, diambil airnya saja
2.    Belerang dihaluskan dengan cara ditumbuk. Selanjutnya dimasukkan ke dalam 10 liter air mendidih, diaduk-aduk selama ± 1 jam.
3.    Bubur kapur dimasukkan ke dalam larutan belerang, sambil terus diaduk-aduk selama 5 menit sampai merata (menyatu).
4.    Larutan diendapkan selama 2 hari, dan diambil airnya saja (Larutan A).
5.    Sebagai bahan tambahan, siapkan lengkuas,kunyit, jahe, daun sirih, kemudian direbus sampai mendidih. Diamkan selama 24 jam kemudian disaring (Larutan B).
6.    Selanjutnya masing-masing bahan (Larutan A dan B) dicampur menjadi satu, dan siap diaplikasikan

Cara aplikasi:
Encerkan sebanyak 50 ml ramuan ke dalam 10 liter air,  (disaring) dan siap disemprotkan di pertanaman. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari / sore hari, dengan interval penyemprotan minimal 5 hari sekali untuk upaya pengendalian, sampai gejala berkurang.

8. Ekstrak Bunga Kecombrang (Lab PHP Banyumas)
Pembuatan Ekstrak Bunga Kecombrang secara sederhana
1.    Bagian tanaman (daun, batang, bunga dan rimpang) ditumbuk hingga halus dan mudah dikemas.
2.    Ambil 100 gr bagian tanaman yang sudah ditumbuk dilarutkan dalam 1 liter air  diaduk-aduk hingga tercampur merata, kemudian diperas dan disaring.
3.    Semprotkan larutan yang sudah jadi pada seluruh bagian buah salak atau cabai yang belum masak sempurna.

9. Pestisida Nabati (Lab PHP Banyumas)

Bahan-bahan :
·      Umbi gadung
·      Biji mahoni
·      Akar tuba
·      Jahe, kunyit, temu lawak, biji jarak kaliki.

Proses pembuatan :
Semua bahan di haluskan disaring/ diperas diambil airnya, selanjutnya dimasukan ke jerigen di tambah methanol sebagai pelarut difermentasi selama 10 hari.

Cara pemakaian:
1.      Ambil larutan pesnab 500 cc ditambah air 14 liter disemprotkan ke tanaman yang terserang hama. Jenis hama yang dikendalikan semua jenis serangga spektrumnya sangat luas.
2.      Ambil larutan ampas 500 cc di tambah air 14 liter. Semprotkan ke pertanaman padi umur 40 - 60 hst. Fungsinya bulir gabah lebih berisi [mentes] juga sebagai fungisida.

Ampas sisa bahan tersebut di atas masih dapat dimanfaatkan dengan  cara :
Masukan kedalam ember ditambah air kelapa, air leri, molase, urin, kemudian difermentasi anaerob selama 15 hari. Pada hari ke 4 ember dibuka isinya diaduk, selanjutnya ember ditutup kembali, hari ke 5 dan seterusnya setiap hari bahan diaduk sampai hari ke 15.



10.  Pestisida Nabati Biji Bengkuang  (Lab PHP Semarang)

Bahan :
-        Biji Bengkuang I kg
-        Air Kelapa/ Nira pohon aren 3 liter
-       Air 5 liter
-       Ragi Tape
-       Gula Pasir 100 gram

Alat :
-        Blender
-        Penyaring Tepung/ kain kasa
-        Ember
-        Pengaduk Jerigen

Proses Pembuatan :
-        Ambil biji bengkuang 1 kg
-       Rendam biji bengkuang dengan menggunakan air kelapa/nira sebanyak 1 liter selama 24 jam
-        Biji bengkuang diblender  dan dicampur dengan menggunakan air. 
Untuk mendapatkan ekstrak biji bengkuang, biji bengkuang yang telah diblender diencerkan dengan menggunakan air yang  telah direbus/ aquadest sebanyak 5 liter air dan selanjutnya diperas dengan menggunakan kain penyaring/ aya’an tepung.
-       Masukkan ekstrak biji bengkuang kedalam jerigen dan ditambahkan nira pohon aren/air kelapa sebanyak 2 liter.
-        Tambahkan gula pasir sebanyak 100 gram
-        Masukkan ragi tape sebanyak 1/3 bagian ragi (5 gram)
-       Inkubasikan selama 7 – 10 hari dengan menggunakan alat fermentor

Cara Aplikasi :
Konsentrasi pemakaian ekstrak biji bengkuang adalah 2 – 5 cc/liter. Dosis aplikasi 500 liter / ha. Sifat biopestisida adalah racun kontak dan perut.. Aplikasi dilakukan pada pagi atau sore hari. Bila mana terjadi hujan dilakukan penyemprotan ulang.

OPT Sasaran :
Ulat daun kubis (Plutella sp), ulat krop kubis (Croccidolomia sp) dan kutudaun


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA)

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) atau rizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman adalah kelompok bakteri menguntungkan yang dimanfaatkan untuk membantu petani dalam pemeliharaan tanaman karena bakteri ini telah teruji mampu meningkatkan jumlah perakaran halus, menambah luas permukaan akar dan meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi dan air yang menjadikan  tanaman lebih bugar sehingga lebih tahan terhadap gangguan OPT atau mampu mengkompensasi kerusakan. Cara pembuatan PGPR relatif mudah dan murah dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita. 1.      Kel Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)   Bahan : ·       Katul halus      : 5 gelas ·       Trasi                : 1 butir ·       Kapur inj...

Cara membuat Bokashi

1.  Kelompok Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab.  Kendal (Binaan Lab PHP Semarang) Bahan      : ·      20 zak kotoran ternak ·      7 zak arang sekam/grajen/limbah kedelai/limbah kacang hijau ·      3 zak daun lamtoro/turi ·      1 zak katul ·      1 liter EM4 ·      1 liter tetes tebu/ 1 kg gula pasir ·      150 liter air bersih Peralatan : Drum, ember, gembor, cangkul, cangkul garpu, layar/tlasar/terpal Proses Pembuatan : 1.    Buat larutan EM dalam drum (Air+EM4+tetes tebu/gula pasir) 2.    Campur/aduk pupuk kandang, arang sekam, daun lamtoro/turi dan katul hingga rata 3.    Aduk/campurkan no 2 siram sedikit d...