Langsung ke konten utama

Mengapa harus organik Budidaya

Sejak diberlakukannya metode bertani yang penuh pupuk kimiawi dan racunracun kimiawi maka lambat-laun tanah telah menjadi sakit sehingga tidak dapat produktif lagi. Memang kita pernah mencapai 1 satu tahun swasembada beras tetapi itu kemudian diikuti dengan peningkatan biaya produksi pertanian dari waktu ke waktu, bahkan tahun 1997-1998-1999 terjadi penurunan suplai saprotan yang mengakibatkan melonjaknya harga pupuk kimiawi di tingkat petani yang hal itu kini terulang kembali dengan alasan yang berbeda sedikit.
Pada tahun 1980-an FAO (Badan Pangan dan Pertanian PBB) menyatakan yang intinya bahwa pada berbagai belahan dunia telah terjadi penurunan produksi padi dari tahun ke tahun bilamana hanya mempergunakan jumlah atau dosis pupuk kimiawi yang sama dengan jumlah yang dipakai tahun sebelumnya. Badan sakit butuh cukup istirahat dan obat yang tepat, bila hal ini terjadi maka sulit untuk produktif apalagi menghasilkan yang lebih baik dari biasanya
Hal ini juga berlaku pada tanah kita yang hancur akibat timbunan garamgaram pupuk kimia, racun-racun dari pestisida tak terdaur ulang dan panas tinggi yang langsung mengenai tanah. Ketika tanah diberi makanan berlebihan/ tidak sesuai kebutuhan dan racun kimiawi yang tak terdaur ulang oleh tanah, maka tanah tersebut akan menurun daya tahannya terhadap cuaca maupun berbagai penyakit sebagaimana halnya manusia. Lambat laun tanah menjadi sakit yang tercermin dalam bentuk bantatnya tanah, ketidakmampuan menjaga kelembaban tanah dan kurusnya tanaman yang tumbuh diatasnya. Akhirnya produksi pertanian semakin rendah. Tanah menjadi tidak cocok lagi untuk ditumbuhi berbagai tanaman yang dibutuhkan oleh manusia, terutama keluarga tani.
Tanah yang sehat biasanya dipenuhi oleh aneka jenis tetumbuhan. Tanah tersebut kaya akan humus atau kompos yang berisikan hasil fermentasi aneka bahan organik. Dengan demikian tanah memiliki variasi unsur hara yang memadai baik unsur makro (unsur utama yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar) maupun unsur mikro (aneka nineral dan zat perangsang tumbuh alami yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil tetapi sangat mempengaruhi penyerapan unsur makro). Tanah tersebut memiliki porositas dan kelembaban yang cukup untuk menjaga ketersediaan air dan nutrisi tanah bagi proses pertumbuhan aneka organisme penyubur tanah.
Hutan raya tetap produktif sepanjang tahun meskipun tetumbuhannya hanya makan dari bahan-bahan organik yang telah menjadi humus. Pertanian modern dengan bioteknologi terkini pada berbagai belahan dunia ternyata dipercepat penyuburannya dengan memindahkan humus hutan yang kaya dengan asam-asam organik siap diserap oleh tanaman. Dan ketika tanah telah kembali sehat maka meskipun pupuk makro (NPK)-nya lebih rendah dibandingkan yang terkandung dalam pupuk kimia, tetapi lebih mudah diserap tanaman dan akhirnya tanaman apapun dapat tumbuh beriringan saling memberi manfaat antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain. Akhirnya kesuburan tanah setempat dapat dijaga kesuburannya oleh berbagai jenis tanaman yang tumbuh setempat saja.
Hutan alam mencerminkan adanya tanah yang sehat yang dapat ditumbuhi aneka jenis tanaman. Karena kandungan nutrisi/ pupuknya memadai maka selain itu juga menjadikan aneka jenis tanaman tersebut tumbuh subur dan sangat produktif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat sendiri Pestisida Nabati

  1.      Kel Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang) Bahan : ·      Gadung                       : 5 kg ·      Daun mimba                : 1 kg ·      Bawang                       : 1/4 kg ·      Daun sirsat                  : 1/4 kg ·      Air bersih                     : 15 liter Proses Pembuatan : Gadung diparut, daun mimba dan daun sirsat serta bawang ditumbuk sampai halus. Direndam dengan air minimal 3 hari. Konsentrasi 1 liter per tangki. Kegunaan :    2.      Kel Tani Sari Tani, Desa Wedoro, Kec. Penawangan, Kab. Grobogan (Binaan Lab PHP Semarang) Bahan : ·      8 kg daun nimba ·      6 kg lengkuas ·      6 kg serai ·      20 gr sabun colek ·      20 liter air Proses Pembuatan : Daun nimba, lengkuas, serai dihaluskan. Bahan yang sudah dihaluskan dilarutkan ke dalam 20 liter air. Didiamkan selama 1 malam. Larutan disaring diencerkan dengan 60 liter air. Larutan siap diaplikas

PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA)

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) atau rizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman adalah kelompok bakteri menguntungkan yang dimanfaatkan untuk membantu petani dalam pemeliharaan tanaman karena bakteri ini telah teruji mampu meningkatkan jumlah perakaran halus, menambah luas permukaan akar dan meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi dan air yang menjadikan  tanaman lebih bugar sehingga lebih tahan terhadap gangguan OPT atau mampu mengkompensasi kerusakan. Cara pembuatan PGPR relatif mudah dan murah dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita. 1.      Kel Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)   Bahan : ·       Katul halus      : 5 gelas ·       Trasi                : 1 butir ·       Kapur injet      : 1 sendok makan ·       Gula Pasir        : 2 kg ·       Air matang      : 20 liter ·       Biang               : 1 gelas Proses Pembuatan : Katul, trasi, gula pasir direbus hingga matang, setelah dingin

Cara membuat Bokashi

1.  Kelompok Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab.  Kendal (Binaan Lab PHP Semarang) Bahan      : ·      20 zak kotoran ternak ·      7 zak arang sekam/grajen/limbah kedelai/limbah kacang hijau ·      3 zak daun lamtoro/turi ·      1 zak katul ·      1 liter EM4 ·      1 liter tetes tebu/ 1 kg gula pasir ·      150 liter air bersih Peralatan : Drum, ember, gembor, cangkul, cangkul garpu, layar/tlasar/terpal Proses Pembuatan : 1.    Buat larutan EM dalam drum (Air+EM4+tetes tebu/gula pasir) 2.    Campur/aduk pupuk kandang, arang sekam, daun lamtoro/turi dan katul hingga rata 3.    Aduk/campurkan no 2 siram sedikit demi sedikit dengan larutan EM (no 1) sambil diaduk hingga rata (bila dikepal tidak gembur dan air tidak menetes ukuran sudah pas) 4.    Aduk/campurkan no 3 ditata/ditumpuk setinggi 40 cm, panjang dan lebarnya disesuaikan 5.    Tumpukan no 4 ditutup dengan layar/tlasar/terpal hingga rapat 6.    Setiap hari hingga