1. Kelompok Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)
Bahan :
· 20 zak kotoran ternak
· 7 zak arang sekam/grajen/limbah kedelai/limbah kacang hijau
· 3 zak daun lamtoro/turi
· 1 zak katul
· 1 liter EM4
· 1 liter tetes tebu/ 1 kg gula pasir
· 150 liter air bersih
Peralatan :
Drum, ember, gembor, cangkul, cangkul garpu, layar/tlasar/terpal
Proses Pembuatan :
1. Buat larutan EM dalam drum (Air+EM4+tetes tebu/gula pasir)
2. Campur/aduk pupuk kandang, arang sekam, daun lamtoro/turi dan katul hingga rata
3. Aduk/campurkan no 2 siram sedikit demi sedikit dengan larutan EM (no 1) sambil diaduk hingga rata (bila dikepal tidak gembur dan air tidak menetes ukuran sudah pas)
4. Aduk/campurkan no 3 ditata/ditumpuk setinggi 40 cm, panjang dan lebarnya disesuaikan
5. Tumpukan no 4 ditutup dengan layar/tlasar/terpal hingga rapat
6. Setiap hari hingga hari ke 7 tumpukan di buka dan di aduk agar campuran rata, lembut dan suhu panas keluar (suhu yang dikehendaki 35 - 450 C)
7. Hari ke 7 bokashi sudah jadi ditandai dengan keluarnya jamur penicillium warna putih dan pupuk berbau seperti tape.
2. Kelompok Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)
Bahan :
· 10 pikul jerami padi yang sudah dipotong
· 4 pikul dedaunan kering lamtoro/turi
· 5 pikul pupuk kandang
· 40 kg katul
· 0,5 liter EM4
· 0,5 liter tetes tebu / 0,5 kg gula pasir
· 100 liter air bersih
Proses Pembuatan :
1. Buat larutan EM dalam drum (air+EM4+tetes tebu/gula pasir)
2. Buat tumpukan berlapis sambil disiram dengan larutan EM, tumpukan paling bawah jerami setebal 20 cm, kedua dedaunan 5 cm, ketiga pupuk kandang setebal 3 cm kemudian taburi katul (lapisan 1)
3. Buat lapisan lagi di atasnya seperti no 2 hingga tumpukan setinggi 1,5 m
4. Tutup tumpukan tadi dengan menggunakan layar/tlasar/terpal
5. Aduk/balik tumpukan tadi, pada hari ke 21 bokashi sudah jadi
3. Pupuk Kompos Plus (Trichoderma+MOL) (Lab PHP Temanggung)
Bahan :
· 100 kg pupuk kandang
· 100 kg sampah sisa tanaman, jerami, sekam
· 1 kg jamur Trichoderma padat jagung (tepung)
· 40 liter air
· Mikroorganisme local 1 liter
Alat :
· Cangkul
· Sekop
· Garpu
· Plastik penutup
· Termometer
Proses pembuatan :
- Bahan –bahan berupa sekam, jerami, sisa sampah tanaman, dipotong-potong kecil, dicampur rata, kemudian diletakkan di atas tanah sebagai lapisan pertama..
- Jika kondisi jerami / bahan-bahan sisa tanaman sangat kering, maka sebaiknya cipratkan air sampai kadar kebasahan 20%.
- Siramkan jamur Trichoderma yang sudah dilarutkan dalam air 1 liter dan MOL 1 secara merata ke dalam lapisan
- Taburkan pupuk kandang sebagai lapisan kedua hingga mencapai ketinggian 30 cm dari tanah.
- Siramkan kembali inokulan (jamur Trichoderma dan MOL) pada lapisan kedua
- Buat lapisan ketiga, yaitu jerami atau bahan lain dan siram kembali dengan inokulan. Demikian seterusnya sampai lapisan kelima
- Tutup dengan plastik dan biarkan selama 3 minggu
- Pada hari ke tiga, cek suhu tumpukan jerami dan pupuk kandang. Jika suhu mencapai 30o C lebih, segera buka plastik penutup dan aduk tumpukan tersebut sampai suhunya mencapai 26-27o C. Lakukan pengecekan suhu setiap 3 hari sekali.
- Ciri-ciri pupuk yang matang yaitu berwarna coklat kehitaman dan bertekstur remah.
4. POC (Pupuk Organik Cair) Plus (Lab PHP Pemalang)
Bahan :
· Urin Sapi 10 lt
· Moretan 1 lt.
· Tetes 1 lt.
· Bahan nabati 10 %, ( Misal : gadung 1kg; brotowali 1kg; tembakau 1kg)
· Galon atau jerigen
· Aerator
Proses pembuatan :
1. Bahan nabati gadung dikupas terus diparut; brotowali ditumbuk; tembakau direndam dengan air sampai semua bahan terendam semalam/direbus..
2. Semua bahan nabati dicampur lalu airnya diperas.
3. Air perasan ditambah urin sapi, tetes dan moretan lalu diaduk.
4. Larutan kemudian ditempatkan pada suatu tempat (jerigen/galon) yang tertutup lalu difermentasi dengan bantuan aerator untuk mengalirkan O2 selama 3 minggu.
5. Setelah itu POC siap digunakan.
Cara pemakaian :
Disemprotkan pada berbagai jenis tanaman dengan konsentrasi 5 ml/lt air.
· Pada tanaman padi dapat dilakukan pada tanaman umur 1, 3, 5 ,7 mst. Disamping untuk pemupukan juga dapat mengendalikan OPT tanaman padi seperti wereng batang coklat, walang sangit dll.
· Pada tanaman hortikultura dapat diaplikasikan pada tanaman tiap 2 minggu sekali.
5. Pupuk Kompos (Lab PHP Pemalang)
Alat dan Bahan-bahan ( 1 ton) :
· Kotoran Hewan/Pupuk kandang : 80 %.
· Dedak / Bekatul : 1 %.
· Arang Sekam : 10 %
· Kapur Pertanian / Dolomit : 2 %
· Moretan/ Dekomposer : 1 liter.
· Molase /Gula Merah : 500 ml.
· Air secukupnya.
Proses pembuatan :
· Larutkan Moretan/Dekomposer dan gula / Molase ke dalam air.
· Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata.
· Siramkan Moretan dekomposer secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air mencapai 45%. Jika adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan jika kepalan tangan dilepas maka adonan tidak mudah pecah (megar).
· Adonan digundukkan di atas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15 – 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 4 – 7 hari. Pertahankan suhu gundukan adonan maksimum 500 C. Jika suhunya lebih dari 500 C, turunkan suhunya dengan cara dibolak-balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kompos menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali.
· Setelah 4 – 7 hari kompos telah terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
Cara Penggunaan :
· Untuk tanaman padi dosis yang digunakan 2 – 3 ton / ha
· Untuk tanaman hortikultura sesuai jenis tanaman yang ditanam.
6. Kelompok Tani Bahagia IV, Desa Banjaratmaa, Kec. Bulakamba, Kab. Brebes ( Binaan Lab PHP Pemalang)
Bahan :
· Kotoran ternak kambing 300 kg
· Sekam (sudah dibakar) 20 kg
· Gula 10 sendok makan
· Dedak 10 kg
· EM4 200 ml/20 sendok makan
· Air secukupnya
Alat :
· Cangkul / sekop, sepatu boot
· Ayakan kawat
· Karung goni/terpal
· Sarung tangan karet
· Termometer, gelas ukur, ember plastik, drum plastik
Proses pembuatan :
1. Larutkan EM4 dan gula dalam ember yang sudah diisi air
2. Jerami, sekam dan dedak dicampur secara merata
3. Siramkan larutan EM4 yang sudah dilarutkan dengan air secara perlahan-lahan kedalam adonan hingga merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30% dengan cara maka adonan akan mekar
4. Adonan digundukkan diatas ubin yang kering dengan ketinggian 15 - 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni/terpal plastik selama kurang lebih 1 (satu) minggu.
5. Pertahankan suhu gundukan adonan antara 40 - 50° C. Bila suhu lebih dari 50° C bukalah karung atau terpal penutup, dan gundukan adonan aduk dibalik - balik, kemudian ditutup lagi dengan karung goni/ terpal plastik. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kompos / bokashi menjadi rusak karena proses pembusukan. Pengecekan suhu dapat dilakukan setiap 5 Jam.
6. Setelah kurang lebih 1 (satu) minggu, kompos/bokashi telah terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
Cara Penggunaan/Aplikasi (dosis/konsentrasi) :
- Campurkan 100 ml inokulum agen hayati dengan 15 liter air bersih
- Tambahkan 2 sendok teh gula pasir sebagai makanan cadangan selama agen hayati belum menemukan inang aslinya.
- Tambahkan 1 sendok the diterjen sebagai perata
- Masukan kedalam tangki, semprotkan secara perlahan-lahan
- Ulangi penyemprotan setiap 1 minggu sekali
- Jangan menyampurkan pestisida kimia dengan agen hayat
Komentar
Posting Komentar