Langsung ke konten utama

Postingan

Apa itu organik

Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang bertujuan untuk tetap menjaga keselarasan (harmoni) dengan sistem alami, dengan memanfaatkan dan mengembangkan semaksimal mungkin proses-proses alami dalam pengelolaan usaha tani . Pertanian organik menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, ZPT dan perangsang lainnya yang mengandung bahan-bahan kimia buatan (. Dengan kata lain pertanian organik suatu sistem pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia buatan; mewujudkan sikap dan perilaku hidup yang menghargai alam; dan berkeyakinan bahwa kehidupan adalah anugerah Tuhan yang harus dilestarikan. Kegunaan budidaya organik pada dasarnya adalah untuk membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi atau yang seringkali disebut sebagai pertanian konvensional. Meskipun sistem pertanian organik dengan segala aspeknya jelas memberikan keuntungan banyak kepada pembangunan pertanian rakyat dan penjagaan lingkungan hidup, termasuk konservasi sumber daya la
Postingan terbaru

Membuat Agens hayati

1. Pengembangan pada Media Kentang Gula Agar (Potato Dextrosa Agar/ PDA ) (Lab PHP Temanggung) Media ini merupakan media stándar / umum yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang tidak memerlukan perlakuan / media pertumbuhan khusus. Contoh : Jamur Trichoderma spp., Gliocladium spp., Beauveria bassiana, Cordyceps spp., Metarhizium spp. Nomuraea rileyii, Verticillium lecanii. Bahan : ·      Kentang                                     : 250 - 300 gram ·      Gula pasir / Dektrosa                 : 20 gram ·      Agar – agar                                : 15 – 20 gram ( 2 bungkus ) ·      Aquades                                                : 1 liter Proses pembuatan : a.    Kentang dikupas, lalu dipotong kecil (1 x 1 x 1 cm), kemudian   dicuci sampai bersih. b.    Rebus potongan kentang selama kurang lebih 15 menit (tidak terlalu matang), lalu disaring c.    Pada ekstrak kentang tersebut tambahkan agar, gula pasir dan aquades hingga volume  menja

Mengembangkan Mikro Organisme Lokal / MOL

MOL (Mikro Organisme Lokal) 1.  Kel Tani Sari Tani, Desa Wedoro, Kec. Penawangan, Kab.      Grobogan (Binaan Lab PHP Semarang) Bahan : ·      Limbah buah ·      10 kg limbah buah ·      10 liter kelapa/leri ·      1 liter tetes tebu/gula merah Proses pembuatan : 1.    Limbah buah dihaluskan dicampur dengan iar kelapa/leri di tambah dengan tetes tebu difermentasi 10 - 14 hari kedalam gentong 2.    Jangan sampai kena sinar matahari 3.    Gentong diberi lubang udara/selang Kegunaan : 2.  MOL Limbah Sayur (Lab PHP Temanggung) Bahan : ·      Limbah sayur 100 kg ·      Garam 5% (5 kg) ·      Gula merah 2 % (2 kg) ·      Air leri 10 liter ·      Air bersih 200 liter  Proses pembuatan : Semua bahan dimasukkan ke dalam drum / jerigen berisi air bersih. Selanjutnya wadah ditutup dengan plastik, di atas plastik diberi air dan diproses selama 24 hari. Setelah 3 - 4 minggu, pH diukur sampai 3-5. Penggunaan : 1.     Pembuatan kompo

Cara membuat Bokashi

1.  Kelompok Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab.  Kendal (Binaan Lab PHP Semarang) Bahan      : ·      20 zak kotoran ternak ·      7 zak arang sekam/grajen/limbah kedelai/limbah kacang hijau ·      3 zak daun lamtoro/turi ·      1 zak katul ·      1 liter EM4 ·      1 liter tetes tebu/ 1 kg gula pasir ·      150 liter air bersih Peralatan : Drum, ember, gembor, cangkul, cangkul garpu, layar/tlasar/terpal Proses Pembuatan : 1.    Buat larutan EM dalam drum (Air+EM4+tetes tebu/gula pasir) 2.    Campur/aduk pupuk kandang, arang sekam, daun lamtoro/turi dan katul hingga rata 3.    Aduk/campurkan no 2 siram sedikit demi sedikit dengan larutan EM (no 1) sambil diaduk hingga rata (bila dikepal tidak gembur dan air tidak menetes ukuran sudah pas) 4.    Aduk/campurkan no 3 ditata/ditumpuk setinggi 40 cm, panjang dan lebarnya disesuaikan 5.    Tumpukan no 4 ditutup dengan layar/tlasar/terpal hingga rapat 6.    Setiap hari hingga

Membuat sendiri Pestisida Nabati

  1.      Kel Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang) Bahan : ·      Gadung                       : 5 kg ·      Daun mimba                : 1 kg ·      Bawang                       : 1/4 kg ·      Daun sirsat                  : 1/4 kg ·      Air bersih                     : 15 liter Proses Pembuatan : Gadung diparut, daun mimba dan daun sirsat serta bawang ditumbuk sampai halus. Direndam dengan air minimal 3 hari. Konsentrasi 1 liter per tangki. Kegunaan :    2.      Kel Tani Sari Tani, Desa Wedoro, Kec. Penawangan, Kab. Grobogan (Binaan Lab PHP Semarang) Bahan : ·      8 kg daun nimba ·      6 kg lengkuas ·      6 kg serai ·      20 gr sabun colek ·      20 liter air Proses Pembuatan : Daun nimba, lengkuas, serai dihaluskan. Bahan yang sudah dihaluskan dilarutkan ke dalam 20 liter air. Didiamkan selama 1 malam. Larutan disaring diencerkan dengan 60 liter air. Larutan siap diaplikas

PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA)

Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) atau rizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman adalah kelompok bakteri menguntungkan yang dimanfaatkan untuk membantu petani dalam pemeliharaan tanaman karena bakteri ini telah teruji mampu meningkatkan jumlah perakaran halus, menambah luas permukaan akar dan meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi dan air yang menjadikan  tanaman lebih bugar sehingga lebih tahan terhadap gangguan OPT atau mampu mengkompensasi kerusakan. Cara pembuatan PGPR relatif mudah dan murah dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita. 1.      Kel Tani Sumber Waras, Desa Margosari, Kec. Limbangan, Kab. Kendal (Binaan Lab PHP Semarang)   Bahan : ·       Katul halus      : 5 gelas ·       Trasi                : 1 butir ·       Kapur injet      : 1 sendok makan ·       Gula Pasir        : 2 kg ·       Air matang      : 20 liter ·       Biang               : 1 gelas Proses Pembuatan : Katul, trasi, gula pasir direbus hingga matang, setelah dingin

Mengapa harus organik Budidaya

Sejak diberlakukannya metode bertani yang penuh pupuk kimiawi dan racunracun kimiawi maka lambat-laun tanah telah menjadi sakit sehingga tidak dapat produktif lagi. Memang kita pernah mencapai 1 satu tahun swasembada beras tetapi itu kemudian diikuti dengan peningkatan biaya produksi pertanian dari waktu ke waktu, bahkan tahun 1997-1998-1999 terjadi penurunan suplai saprotan yang mengakibatkan melonjaknya harga pupuk kimiawi di tingkat petani yang hal itu kini terulang kembali dengan alasan yang berbeda sedikit. Pada tahun 1980-an FAO (Badan Pangan dan Pertanian PBB) menyatakan yang intinya bahwa pada berbagai belahan dunia telah terjadi penurunan produksi padi dari tahun ke tahun bilamana hanya mempergunakan jumlah atau dosis pupuk kimiawi yang sama dengan jumlah yang dipakai tahun sebelumnya. Badan sakit butuh cukup istirahat dan obat yang tepat, bila hal ini terjadi maka sulit untuk produktif apalagi menghasilkan yang lebih baik dari biasanya Hal ini juga berlaku pada tanah kita